
BOJONEGORO – Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo kembali menegaskan komitmennya menolak impor beras. Alasannya, produksi beras di Jatim sangat melimpah. ‘’Jika bicara produksi beras, Jatim sudah mencukupi,’’ tandasnya saat panen raya di Bojonegoro, Senin pagi.
Menurut dia, sejak tahun 2013, Jatim sudah mengeluarkan peraturan gubernur (pergub) tentang larangan beras impor. Tahun 2017, produksi beras Jatim mencapai 8,751 juta ton. Sedang yang dikonsumsi masyarakat hanya 3,5 juta ton.
‘’Dengan demikian, Jatim masih surplus 5 juta ton. Surplus ini didistribusikan ke provinsi lain yang produksi berasnya masih minus,’’ rincinya di depan Mentan Andi Amran Sulaiman dalam rangka Panen Raya di Desa Kedung Arum, Kecamatan Kanor, Bojonegoro.
Terkait stok beras di Jatim dalam kondisi aman. Akhir 2017 ketersediaan surplus beras Jatim sebanyak 200.000 ton. Pada Januari 2018, produksi beras mencapai 295.000 ton dengan kebutuhan konsumsi mencapai 297.000 ton.
‘’Hingga akhir tahun 2018, stok beras Jatim aman. Masyarakat tidak perlu panic,’’ ungkapnya dengan menyebut stok beras masih aman, yakni 198 ribu ton. Surplus menjadi lebih besar lagi karena Februari 2018, Jatim panen 990.000 ton dan bulan Maret panen 1,7 juta ton.
Terkait wacana impor beras oleh pemerintah pusat, Pakde Karwo menjamin bahwa beras impor tidak akan bocor di Jatim. Meski salah satu pintu masuk beras impor tersebut melalui Pelabuhan Tanjung Perak.
‘’Kita hanya sebagai tempat transito, bukan bongkar muat. Jatim tidak akan impor beras, karena stok melimpah,” pungkasnya berusaha meyakinkan. (has)